Nama Umum | Putat |
Nama Ilmiah | Barringtonia acutangula |
Nama Internasional | Indian Putat, Red Barringtonia, |
Nama Lokal | Alakang |
Asal | Tersebar mulai dari Afghanistan, Pakistan, India, Sri Lanka, Indochina, China bagian selatan, Myanmar, Thailand, Malesia hingga Australia. |
Ciri-ciri | Pohon dengan tinggi mencapai 12-25 m. Batang berserat dan berdiameter 20-90 cm. Helai daun berukuran 7-19x2,5-7 cm ; panjang tangkai 0,8-1 cm, tepi bergerigi dan banyak. Bunga bergagang panjang, daun kelopak bebas satu sama lain sejak bunga masih kuncup, panjang kelopak 6-10 mm, tangkai benangsari dan putik berwarna merah. buah berukuran 2-6x1-3 cm, bersayap saat masih muda. |
Manfaat | Tanaman Pangan, Tanaman Obat |
Kulit batang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Buah digunakan penduduk Sulawesi Tenggara sebagai racun ikan. Daun muda pohon ini dapat dikonsumsi sebagai sayur untuk lalap. Pohon ini juga ditanam sebagai pemecah angin. Habitat tumbuhan ini yaitu di sepanjang sungai, dataran yang tergenang atau rawa-rawa pada ketinggian 0-750 m dpl. Jenis ini kadang-kadang tumbuh hingga ketinggian 1.600 m dpl. Tanaman ini terkait erat dengan sejarah nama lokal sebuah kota di daerah Tangerang Selatan yang tak lain adalah Ciputat. Istilah Ci pada kata Ciputat berasal dari kata Cai yang dalam Bahasa Sunda berarti air, sedangkan putat berasal dari nama pohon, yaitu pohon putat. Wilayah ini dahulu dipenuhi oleh pohon putat yang tersebar dimana-mana, putat adalah pohon yang dimanfaatkan sebagai makanan berupa lalapan oleh penduduk.
Sumber : Suprapto, Adi dkk. 2016. Koleksi Kebun Raya Pucak Tumbuhan Bernilai Ekonomi. LIPI Press: ; http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Barringtonia+acutangula ; https://akumassa.org/id/ciputat-di-waktu-lalu/