Nama Umum | Maman lanang |
Nama Ilmiah | Cleome rutidosperma |
Nama Internasional | Spider-Flower, Consumption Weed |
Nama Lokal | Maman lelaki, Maman Ungu |
Asal | Afrika tropis |
Ciri-ciri | Tumbuhan ini memiliki habitus herba dengan tinggi mencapai 1 m. Daun tersusun berseling/alternate dengan bentuk rhomboid hingga elliptic atau lanset. Ujung daun runcing atau meruncing dengan pangkal cuneate. Bunga terletak di ketiak daun dengan panjang tangkai bunga hingga 2.5 cm. Kelopak bunga berbentuk lanset yang biasanya terdapat rambut halus. Mahkota berjumlah 4 berwarna putih, pink, lilac, violet, atau biru. Biji memiliki diameter 2 mm dengan permukaan halus (glabrous). Biji berwarna cokelat kemerahan, cokelat tua atau hitam. |
Manfaat | Tumbuhan ini mengandung tioglukosida (dikenal sebagai glukosinolat) yang melepaskan isotiosianat (minyak menguap) jika tanaman dihancurkan. Selain itu tanaman ini juga mengandung alkaloid dan flavonoid yang jenisnya belum diketahui. Cleome rutidosperma dapat digunakan sebagai antifeedant (pengganti herbisida) untuk hama tanaman Brassica yaitu jenis Plutella xylostella (L.). Minyak menguapnya mempunyai aktivitas dapat mengiritasi kulit dan mungkin juga aktivitas kontak alergenik |
Habitat tumbuhan ini pada umumnya ialah di daerah dengan altitude rendah, lembab, dengan kondisi panas. Tumbuhan ini dapat tumbuh di ketinggian hingga 400 mdpl. Habitat tempat tumbuh tumbuhan ini bervariasi seperti tepi perairan . Tumbuhan ini dapat ditemukan di pinggir jalan, sawah, ladang. Juga ditemukan hidup sebagai epifit pada batu dan kayu. Terutama banyak ditemukan di Kalimantan
Sumber : https://www.cabi.org/isc/datasheet/14044 https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=123