Nama Umum | Nyamplung |
Nama Ilmiah | Calophyllum inophyllum |
Nama Internasional | |
Nama Lokal | Eyobe (Enggano); Punaga (Minangkabau); Penago (Lampung); Nyamplung (Melayu); Nyamplung (Sunda); Nyamplung (Jawa Tengah); Camplong (Madura); Camplong (Bali); Mantan (Bima); Camplong (Timor); Dingkalreng (Sangir); Dongkalan (Mongondow); Dunggala (Gorontalo) |
Asal | Afrika Timur |
Ciri-ciri | bunga berwarna putih, daun berbentuk eliptikal dengan tulang daun menyirip, daun muda berwarna hijau muda |
Manfaat | Bahan bakar, Tanaman Kayu, Obat, Aromatik |
Pada jaman Majapahit tanaman nyamplung (Calophyllum inophyllum) dikenal dengan nama Hitaullo. Biji Hitaullo dahulu digunakan sebagai alat penerangan dengan cara dikeringkan kemudian di susun dalam satu tusukan menyerupai sate di susun dalam satu wadah yang diberi nama patamarang untuk menerangi ruangan pada acara pertemuan warga. Manfaat lain dari bagian tanaman nyamplung adalah kayunya termasuk kayu komersial, dapat digunakan untuk bahan pembuatan perahu, balok, tiang, papan lantai dan papan pada bangunan perumahan dan bahan konstruksi ringan. Getahnya dapat disadap untuk mendapatkan minyak yang diindikasikan berkhasiat untuk menekan pertumbuhan virus HIV. Daunnya mengandung senyawa costatolide-a, saponin, dan acid-acid hydrocyanic yang berkhasiat sebagai obat oles untuk sakit encok, serta sebagai bahan kosmetik untuk perawatan kulit, penyembuhan luka, seperti luka bakar dan luka potong .Bijinya setelah diolah menjadi minyak bermanfaat untuk plitur, minyak rambut, minyak urut, berkhasiat juga untuk obat urus-urus dan rematik. Bunganya dapat digunakan sebagai campuran untuk mengharumkan minyak rambut.
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Calophyllum_inophyllum http://wajihatsabahri.blogspot.com/2011/03/1.html