Nama Umum | Gamal |
Nama Ilmiah | Gliricidia sepium |
Nama Internasional | English: gliricidia, Nicaraguan coffee shade, Filipina :kakawate; Mexican lilac Spanish: madre de cacao |
Nama Lokal | sirida (Jw.); cebreng (Su.) |
Asal | Meksiko, Amerika Tengah, Hindia Barat, Kolombia |
Ciri-ciri | |
Manfaat | Tanaman Pakan, Tanaman bahan bakar, Tanaman obat |
Di daerah asalnya digunakan sebagai pelindung tanaman kakao/coklat dan dikenal dengan nama madre cacao. Oleh penjajah Eropa tanaman ini dibawa ke benua Asia dan ditanam di India dan Srilangka sebagai tanaman pelindung teh sejak tahun 1870-an. Gamal masuk ke Indonesia melalui perusahaan perkebunan Belanda yang tertarik untuk menggunakannya sebagai tanaman pelindung di perkebunan teh di Medan pada tahun 1900-an. Pada tahun 1958 gamal ditemukan oleh Bapak R. Soetarjo Martoatmodjo. Dialah yang memberinya nama Gamal yang diambil dari nama cucunya dan sama seperti nama presiden Mesir Gamal Abdul Nasser. Gamal atau Kemal atau jamal artinya halus.. Bapak Soetarjo mempopulerkan tanaman gamal ini ke seluruh Indonesia. Sekarang tanaman gamal bisa temui hampir di seluruh Indonesia. Gamal terutama ditanam sebagai pagar hidup, peneduh tanaman (kopi, kakao, teh). Perakaran gamal merupakan penambat nitrogen yang baik. Tanaman ini berfungsi pula sebagai pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang. Namanya dalam bahasa Indonesia, gamal, merupakan akronim dari: ganyang mati alang-alang. Bunga gamal merupakan pakan lebah yang baik, dan dapat pula dimakan setelah dimasak. Daun gamal mengandung banyak protein dan mudah dicernakan, sehingga cocok pula untuk pakan ternak. Daun-daun dan rantingnya yang hijau juga dimanfaatkan sebagai mulsa atau pupuk hijau. Selain itu, kayu gamal merupakan bahan bakar yang baik.
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Gliricidia_sepium