Nama Umum | Cabai jawa |
Nama Ilmiah | Dicaeum trochileum |
Nama Internasional | Scarlet-headed Flowerpecker |
Nama Lokal | Mandian / Kemlandian (Jawa) |
Distribusi | Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Lombok. |
Ciri-ciri | Berukuran sangat kecil (8 cm), berwarna hitam dan |
Berukuran sangat kecil (8 cm), berwarna hitam dan merah padam. Burung jantan mempunyai ciri yang khas yaitu bagian kepala hingga dada bagian atas berwarna merah dan bagian perut berwarna keabuan. Bagian kepala belakang hingga tunggir berwarna merah, dan sayap berwarna hitam. Sedangkan burung betina mempunyai ciri-ciri kepala dan badan berwarna abu-abu dan tunggir berwarna merah. Ditemukan di pantai-pantai dan dataran rendah Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Di Jawa dan Bali, termasuk burung dataran rendah yang umum di kebun dan daerah terbuka. Cabai Jawa adalah burung yang gesit, sangat cepat dalam bergerak dari satu ranting menuju ranting lainnya. Mereka sering terbang sambil mengeluarkan suara cicitan yang berulang-ulang. Suara khas burung cabai berbunyi "zit,zit,..." yang sibuk, "terr-terr" berdengung, "hwiit" bernada tinggi, dan "ci-tit, ci-tit, ci-tit" yang khas. Keberadaan burung Cabai Jawa bermanfaat dalam memancarkan biji tumbuhan. Burung Cabai Jawa mempunyai kebiasaan mengunjungi pekarangan dan daerah terbuka termasuk kota, pantai, dan hutan mangrove. Burung ini memakan tumbuhan berbiji seperti talok dan beringin. Selain itu Burung Cabai Jawa juga mengunjungi rumpun benalu untuk memakan buahnya yang lengket sehingga seringkali disebut "Petani Benalu". Sarang terbuat dari rerumputan kering yang dibangun menggantung pada dahan pohon. Status IUCN : Least Concern (LC)
Sumber : https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/burung-cabai-jawa-3/?lang=en ; https://www.edubio.info/2013/12/burung-cabe-jawa.html ; MacKinnon, John. 1993. A Field Guide to the Birds of Borneo, Sumatra, Java, and Bali: The Greater Sunda Islands. USA: